Saturday, January 29, 2011

40. MULAI DENGAN BERTANYA 'SIAPA NAMAMU'?

Senin, 31 Januari 2011

Peringatan St. Yohanes Don Bosko

Bacaan : Ibr.11, 32-40 dan Mk. 5, 1-20


Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk memberikan retret seminggu bagi para calon biarawati di sebuah biara. Sebuah kesempatan untuk merefleksikan panggilanku sendiri, dan bagaimana saya berelasi dengan sesamaku dalam ziarah panggilan saya sendiri. Saya menikmati pengalaman itu. Hal unik yang selalu menjadi 'acara' di biara ini ialah kehadiran seorang bapak yang dikenal sebagai tak waras, yang selalu mendatangi biara yang dipenuhi para gadis muda ini. Dan salah satu yang membuat penghuni rumah ini tak nyaman ialah bahwa bapak ini mendatangi mereka dalam keadaan telanjang. 

Saya akhirnya mencobai mendekati bapak ini dengan caraku sendiri disaksikan oleh puluhan pasang mata suster dan para calon di sini. Deg-degan juga rasanya. Tapi kucoba saja. Sambil merokok, saya mendekati dia dan duduk di lantai tempat ia duduk. Kutawarkan sebatang rokok dan menyulutnya dengan korek api. Beberapa tarikan rokok, mulai menbantu membangun komunikasi dan relasi antara aku dengannya. Berikutnya, "Saya Ansel, bagaimana saya memanggil nama bapak?" "Saya biasa dipanggil Petu", jawabnya. Langkah awal ini yang amat sederhana, membuatnya rasa nyaman berbicara denganku, hingga ia bercerita tentang keluarganya dan anaknya yang sudah berkeluarga. Saya akhirnya mendapatkan kembali kunci kamar makan yang diambilnya dari kamar makan para calon  di sini, dan memintanya, "Om Petu, kalau perlu makan, datanglah kepada suster dan mintalah mereka, tetapi pakailah pakaianmu, agar anak-anak gadis di sini tak takut kepadamu."

Bacaan Injil hari ini kisahkan pengalaman Yesus bertemu dengan seorang yang tak waras, yang sulit ditenangkan dan kehadirannya menakutkan siapa saja yang melihatnya. "Siapakah namamu?" tanya Yesus kepadanya. "Namaku Legion", jawabnya mengungkap tentang identitas dirinya dan bagaimana ia dikuasai oleh banyak roh jahat. Nama mengungkapkan sejarah hidupnya, mengungkapkan jati dirinya. Dan Yesus menyentuh hal yang paling mendasar ini dalam hidupnya. Dan kitab suci tentang Allah yang mengenal manusia, melukiskan, "Aku mengenal engkau dengan namamu".

Mulailah dengan bertanya "siapa namamu?" rupanya adalah langkah awal dalam setiap perjumpaan yang membawa transformasi dan perubahan pada manusia, baik individu maupun kelompok. Keinginan mengenal nama orang membantu kita mengenal situasi yang dihadapinya, sejarah hidup pribadi dan komunitasnya dan tentu saja persoalan yang dihadapinya. Baru setelah itu, kita berbuat apa yang perlu oleh tuntutan situasi orang yang dihadapi. Dan hemat saya, prinsip ini berlaku untuk semua bidang kerja, untuk semua panggilan hidup.

Santu Yohanes Don Bosko di antara orang muda jamannya mulai dengan metode yang serupa : mengenal nama untuk membaca siapa mereka yang dihadapinya. Semoga kita masih yakin tentang peribahasa ini, "Nomen est Omen", nama itu pribadi".

Tuhan, mulai dengan nama, itulah yang Kaubuat dalam mendekati siapapun, sesulit apapun tipe orang. Semoga kami menghormati nama setiap orang, menghargai siapa mereka, sejarah hidup mereka, karena Engkau memang memanggil kami dengan nama kami. Amin.

Copyright @ Ledalero, 30 Januari 2011, by Ansel Meo SVD

No comments:

Post a Comment