Wednesday, January 26, 2011

36. YANG SUDAH PUNYA AKAN DIBERI LAGI

Kamis, 27 Januari 2011

Minggu Ke III Masa Biasa

Bacaan :  Ibr. 10, 19-25 dan Mk.4, 21-25 

Saya memang suka mengunjungi sanak keluargaku. Berada bersama mereka saya memang menysyukuri Tuhan yang memelihara hidup mereka. Walaupun tidak berkelimpahan mereka umumnya cukup mapan, memiliki sumber penghasilan sendiri, bisa menyekolahkan anak-anak mereka dan juga punya perhatian kepada kepentingan umum entah itu Gereja maupun urusan sosial kemasyarakatan lainnya.

Mengunjungi mereka, saya suka juga memperhatikan bagaimana mereka berusaha memenuhi kebutuhanku dan juga melayani para tamu atau sahabat kenalanku. Ada yang punya prinsip, "Pater itu suka coba kami, kalau dia bilang tamunya 5 orang, itu artinya kita harus siap untuk 10 orang tamu." Memang demikianlah yang terjadi, walaupun setelah itu saya umumnya menjadi cukup peka dan membantu mereka menutupi biaya yang mereka keluarkan untuk para tamuku. Namun sering pula saya temui juga saudara/iku yang selalu merasa terbebani saat saya mengunjungi mereka, dan kata mereka, "Aduh Pater, kami tak punya apa-apa, jadi kami tak bisa memberikan apa-apa!" Dan kepada mereka, saya selalu mengatakan, "Jangan pernah bilang kamu tak punya apa-apa, karena bila itu terjadi, kamu tak akan memiliki apa-apa, karena apapun yang ada padamu, akan diambil semuanya".

Bacaan hari ini kembali menegaskan hal yang sama ketika Yesus mengajarkan orang dalam perumpamaan tentang pelita, tentang ukuran. Yesus menyimpulkan perumpamaanNya dengan sebuah pernyataan singkat dan padat, "karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil." Kita bertanya,  apakah benar memang ada orang yang tak memiliki apa-apa? Dalam kehidupan keseharian, mungkin saja ada, tetapi dalam kaca mata orang beriman, sesungguhnya tak ada orang beriman yang tak memiliki apa-apa. Kehidupannya, kehadirannya adalah berkat yang disediakan oleh orang lain, pemberian yang disediakan oleh Dia yang pemberi kehidupan. 

Maka seorang beriman  adalah dia yang telah menerima untuk melanjutkan pemberian itu kepada yang lain. Karena itu seorang beriman tidak bisa menyembunyikan diri dan talentanya. Ia adalah pelita yang ditempatkan untuk dinikmati terangnya, ia adalah ukuran yang digunakan untuk menilai kehidupan. Hidup seorang beriman adalah hidup orang senantiasa siaga menerima dan meneruskan kebaikan Allahnya. Dan yakinlah dengan cara itulah hidupnya akan dipenuhi berkat baru, dia akan selalu menerima pemberian-pemberian baru. 

Tuhan Yesus Kristus, kami Kauminta untuk menjadi pelita yang menyajikan terang dari atas kaki dian. Menjadi ukuran yang dengannya orang bisa melihat dirinya. Kiranya seperti Engkau yang memberikan diriMu sampai sehabis-habisnya, kami juga terinspirasi untuk memberi juga dari kesederhanaan kami. Kami telah menerimaNya dari Tuhan, kami ingin melanjutkannya bagi sesama kami, entah itu harta maupun talenta dan akses yang telah kami dapatkan dalam hidup kami. Bantulah kami Tuhan. Amin.

Copyright @ Ledalero, 26 Januari 2011, by Anselm Meo SVD

 

No comments:

Post a Comment