Wednesday, January 26, 2011

37. KEKUATAN HIDUP YANG DAHSYAT DARI SEBUTIR BENIH

Jumat, 28 Januari 2011

Pesta St. Thomas Aquinas

Bacaan : Ibr. 10,32-39 dan Mk.4,26-34

Bicara tentang kekuatan hidup dalam sebiji benih, saya teringat suatu pengalaman sederhana ketika bersama anak-anak muda peminat pertanian organik. Salah satu hal yang kami buat menyambut gerakan pertanian organik ialah mencoba 'sawah organik' dengan menggunakan benih padi lokal Flores. Jumlah bibit yang ada memang hanya sedikit. Tapi menurut petunjuk SRI, bibit ini cukup untuk lahan yang tak besar itu. Dan kami memang mempraktekan petunjuknya secara seksama sejak persiapan bibit dan memantau pertumbuhan benih hingga ia mereka bertumbuh besar.



Berbeda dengan yang ditanam di lokasi sekitarnya, benih padi ini ditanam satu per satu. Pertama kali melihatnya memang sedih, maka tak heran, mereka yang melihatnya, menertawakannya. Benih padi tak terlihat, parah dan menggenaskan. Belum lagi benih yang tak kelihatan ini dimakan keong mas yang meraja lela di lokasi itu. Lengkaplah sudah penderitaan kami bersama anak-anak muda ini.

Tapi, setelah sebulan, yang terjadi di luar dugaan. Dari satu biji padi ini kemudian tumbuh 60 hingga 130 anakan dalam rumpunnya. Dan semua yang lewat dan melihatnya, kini bilang, "Apa yang mereka buat, lihat padi yang dahulu tak ada itu, kini bertumbuh lebat dan padat." Ketika saya menyaksikan sendiri, saya memang kagum dan sadar betapa dahsyatnya kehidupan yang berasal dari satu benih yang dirawat dan diperlakukan dengan penuh perhatian.

Persis inilah yang diperbincangkan Yesus sebagai perumpamaan dalam menjelaskan tentang Kerajaan Allah. Ia sperti benih, tapi bukan sebarang benih. Benih ini dirawat, diperlakukan secara istimewa, tetapi tetap dalam kesadaran bahwa urusan pertumbuhannya bukanlah karya manusia semata, tetapi ada dalam rencana Dia yang mempunyai kehendak yang juga dahsyat badi kehidupan. Markus bilang hari ini, "... bagaimana terjadinya, tidak diketahui orang."

Santu Thomas Aquinas yang pestanya kita kenangkan hari ini sadari kekuatan dahsyat yang telah ditanamkan Allah dalam benih iman yang dianutinya. Ia menghasilkan karya-karya spektakuler, bukan hanya karena kemampuan inteleknya yang cemerlang, tetapi terutama hubungannya yang tak terputuskan dengan Dia yang diimaninya, Allah. Karya kita, sekecil apapun ibarat benih mungil, tetapi kalau diperlakukan sebagai karya bersama Tuhan, akan menghasilkan daya hidup yang dahsyat, dan memberikan harapan bagi banyak orang. Maka, jangan pernah lupa, bahwa kita sedang berkarya bersama Tuhan, dalam apapun yang kita kerjakan.

Tuhan Yesus, semoga seperti Engkau yang berkata, BapaKu dan Aku sedang berkarya, kami juga sadar bahwa karya kami sekecil apapun adalah karya kami bersama Engkau, sumber kehidupan kami. Amin.

Copyright @ Ledalero, 26 Januari 2011, by Ansel Meo SVD


No comments:

Post a Comment