Saturday, January 29, 2011

39. MEMILIH HIKMAT DAN PILIHAN ALLAH

Minggu, 30 Januari 2011

Hari Minggu Biasa IV, Tahun A

Bacaan : Zef, 2,3; 3, 12-13,  1 Kor. 1, 26-31 dan  Mat. 5, 1-12a




Bicara tentang membuat pilihan, kita tentu saja cendrung untuk memilih yang bagus, membuat kita disukai, membuat kita tenar dan pilihan itu akan membuahkan hasil nyata yang positif bagi kehidupan kita. Jarang karenanya, kita temukan orang-orang yang membuat pilihan yang akrab dengan hal-hal kemiskinan, penderitaan, ataupun penolakan. Walaupun begitu pengalaman kita juga menunjukkan bahwa ada saja orang yang membuat pilihan pada kategori kedua di atas. Sebabnya? Saya kira sebabnya tidak terletak pada hal-hal bernuansa lemah itu sendiri tetapi nilai motivasi yang dilihat orang-orang itu.

Bacaan-bacaan hari Minggu ke 4 ini sedikitnya menyorot tentang motivasi dibalik pilihan itu. Zefanya ingin mengajak umatnya untuk mencari Tuhan melalui jalan yang terlihat tak populer itu. Sasarannya ialah sebuah komunitas yang aktif dan giat berusaha tetapi mengandalkan Allah dalam hidupnya, dengan mengusahakan keadilan dan kerendahan hati. Juga Paulus dalam bacaan ke dua sekali lagi menampilkan bahwa yang mengandalkan Allah itu adalah pilihan Allah sendiri untuk diajak bekerja sama menunaikan rencana dan maksud Allah.

Dan kedua penegasan nabi dan rasul Paulus ini mendapatkan inspirasi dasarnya pada sabda bahagia yang disampaikan Yesus, tentang masyakat atau komunitas yang diimpikannya, komunitas yang bersumber pada visiNya bersama BapaNya. "Berbahagialah ... yang bersemangat miskin di hadapan Allah, yang berduka cita, yang lemah lembut .., yang membawa damai, ... karena merekalah empunya Kerajaan Allah."

Sebuah visi tentang komunitas hidup manusia, apa saja bentuknya, yang masih tetap relevan untuk dihidupkan, untuk menjadi pilihan dalam pertimbangan, dalam aksi dan dalam mengevaluasi setiap bentuk keputusan yang kita buat. Kita tidak memilih untuk jadi miskin dan melarat, tidak pilih untuk berduka cita, dianiayai, tetapi memilih untuk menempatkan mereka yang sedang mengalaminya sebagai pilihan keberpihakan kita.

Para pemimpin, baik itu di lingkungan religius dan sipil, para pengambil keputusan yang memiliki label Kristen seharusnya peka dalam perjuangannya untuk memihak pada kelompok yang miskin, yang teraniaya, yang terbuang, yang bodoh, yang tak berdaya. Keputusan mereka, pilihan tindakan kita sebagai orang Kristen hendaknya mengusahakan agar kelompok yang kurang populer ini menjadi sisa kecil yang menjadi pusat perjuangan, pusat upaya untuk dibebaskan dan disejahterakan. Karena apa? Karena inilah pilihan dan hikmat Allah yang kita imani, Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Tuhan, semoga kami boleh bersama Engkau berupaya agar menjadi sisa kecil yang memperjuangkan pilihan dan hikmatMu, terutama bersama saudara-i kami yang lemah, miskin, terbuang dan menderita. Amin.

Copyright @ Ledalero, 30 Januari 2011, by Ansel Meo SVD

No comments:

Post a Comment