Monday, January 31, 2011

41. TERARAH PADA YESUS

Selasa, 1 Pebruari 2011

Bacaan : Ibr. 12, 1-4 dan Mk. 5, 21-43
Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami kecelakaan sepeda motor dan mengalami luka ringan namun membawa saya juga sampai beristirahat di rumah sakit. Kejadiannya memang sangat sederhana, namun mengenangkan rentetan peristiwa penting sebelum kejadian ini, membuatku berpikir bahwa memang ada manfaat dari kecelakaan itu terhadap diriku sendiri juga terhadap orang yang saya persembahkan hari ini untuknya.

Berawal dari kunjunganku ke rumah sakit mengurus pasien yang datang dari jauh. Setelah mengurusnya, saya sempat juga mengunjungi seorang anak berusia 6 tahun yang mengalami operasi berat dan kondisinya sangat kritis. Melihat putri cilik ini, hati saya menaruh iba dan saya mendoakan, menumpangkan tangan atasnya, dan mendoakan semua yang berjaga bersama anak itu. Untuk meneguhkan mereka, saya berujar sebelum meninggalkan mereka, "Saya akan mendoakanmu secara khusus dan menjalankan semua peristiwa hari ini sebagai korban untukmu, nak!" Dan sebagaimana biasa, saya memang berjalan, sambil berdoa bagi keselamatannya.

Dan ketika kecelakaan itu terjadi, saya masih berpikir tentang putri cilik ini dan berkata dalam hatiku, "Syukur, sialnya ada padaku, dan anak ini pasti selamat". Dan ketika masuk rumah sakit dengan segala ornamen ferban luka yang ada di wajah, di tanganku, aku mengunjungi dia lagi dan berkata, "engkau akan baik-baik saja, nak, juga untuk operasimu yang berikut." Ia memang sembuh dan melewati operasi besar kedua dengan selamat.

Kisah sederhana ini saya tampilkan di sini untuk menekankan tentang pentingnya mengarahkan perhatian kepada sesuatu yang dianggap penting, bahkan mempersembahkan kesulitan dan perjalanan harian sebagai korban bagi hal yang penting itu. Dan bacaan hari ini juga menyinggung tentang perlunya sikap mengarahkan pandangan dan perhatian kepada yang penting demi mencapai sesuatu yang bernilai. Bacaan pertama misalnya melukiskannya dengan indah, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus ..." dan bacaan Injil berkisah tentang usaha seorang perempuan yang sakit pendarahan untuk mendekati Yesus demi penyembuhan dirinya. Markus bilang, " [...] Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah orang banyak ia mendekati Yesus dan menjamah jubahNya..[...]."

Mengarahkan perhatian kepada sesuatu yang dianggap penting apalagi yang penting itu berhubungan dengan Tuhan, memang tak pernah sia-sia. Pasti ada buahnya, pasti ada hasilnya. Tentu hal itu tidak berkaitan dengan pentingnya konsentrasi, tetapi perlunya sebuah intensi luhur, mempersembahkan keseharian, menanggung kesulitan bahkan penderitaan dengan gembira, karena tahu bahwa hasilnya bermanfaat bagi orang yang kita doakan.

Kalau perempuan dalam Injil itu melakukannya untuk dirinya sendiri, dan saya melakukannya demi keselamatan anak yang saya doakan, maka setiap orang Kristen, kita semua seyogyanya menjadi yakin bahwa apapun yang kita lakukan dengan sebuah intensi luhur, maka kita sesungguhnya menghadirkan intervensi Tuhan bagi sesama yang membutuhkan. Tidak ada yang sia-sia, kalau kita mau berkorban bagi orang yang menderita, orang yang susah. Karena Tuhan pasti mengulurkan tanganNya kepada mereka.

Tuhan Yesus, Engkau selalu memiliki maksudMu dalam semua peristiwa hidup kami. Mungkin saja kecil sekali korban yang kami buat, namun mengingat Engkau yang tengah berkarya bagi dunia kami ini, kami mau menjalankan korban-korban kecil itu demi mendatangkan keselamatan bagi dunia kami dan para penghuninya. Amin.

Copyright @ Ledalero, 31 Januari 2011, by Anselm Meo SVD

No comments:

Post a Comment