Monday, April 4, 2011

44. PERLU ORANG UNTUK BAWA DIA KE AIR HIDUP

Selasa, 05 April 2011

Bacaan : Yez. 47, 1-9.12 dan Yoh. 5, 1 - 16

Membaca dan merenungkan bacaan liturgis hari ini, perhatian saya langsung tertuju pada gambaran gembala baik dalam kehidupan peternak dan petani, maupun gambaran gembala yang disampaikan dalam Kitab Suci. Yang membuat saya pikir tentang mereka, karena salah satu tugas gembala itu berkaitan dengan hal memberi air atau memberi minuman kepada yang digembalakan, agar hewan gembalaan itu bertahan hidup. 

Saya lalu pikir, salah satu tugas gembala ialah hal memberi air, hal menghantar orang kepada air, baik air dalam arti literer maupun air sebagai simbol kebutuhan dasar dalam kehidupan makhluk hidup. Tugas inilah yang menjadi inspirasi lahirnya blog Inspirasi Sabda Hari ini, agar setiap orang yang lewat di laman ini, boleh menghampiri sumur hidup dan mencedok sendiri air yang ada di sumur ini.

Yesus dalam Injil tadi tampilkan diri sebagai Dia yang bukan saja menghantar si lumpuh itu kepada air, tetapi Ia sendiri menjadi sumber air itu. "Maukah kau sembuh?" demikian Ia bertanya kepada orang lumpuh itu. Dan jawaban si lumpuh melukiskan kerinduannya, "tak ada orang yang menurunkan aku ke air, Tuan." Dan Yesus bertindak cepat, tanggap dan siap sebagaimana seorang gembala.

Kenapa saya katakan 'Yesus bertindak cepat, tanggap dan siap' untuk memberikan hidup kepada si lumpuh, sebagaimana gambaran gembala? Yah ... karena soal menyembuhkan si lumpuh pada hari Sabat, itu sama artinya siap menantang terkaman serigala yang nampak dalam diri kelompok Farisi dan ahli Taurat. Yesus ambil resiko demi membawa si lumpuh kepada air hidup, kepada kesembuhan dan kehidupan sejati.

Persis inilah yang seharusnya diingat oleh setiap pemimpin yang berpihak kepada orang kecil, setiap gembala. "Gembala sejati itu seperti Yesus tadi: tahu betul kebutuhan orang, berdialog dengan umat atau rakyatnya, dan ketika situasi tak mendukung tindakan yang perlu diambil, ia akan berani mengambil resiko demi menyelamatkan hidup orang-orang yang dilayaninya. Ia bisa melawan aturan, biarpun aturan itu berkaitan dengan agama, dengan iman, dengan yang mengatasnamakan pastoral.

Orang harus dibawa kepada air hidup dan kepada pembebasan dari kelumpuhan, walau untuk itu gembala harus lawan aturan. Beranikah para gembala menghidupkan komitmen ini? Kalau tak berani, janganlah jadi gembala.

Tuhan Yesus, tantangan sebagai seorang gembala sering meminta kami untuk tegas memilih untuk menghantar orang kepada keselamatan dan kehidupan, walau untuk itu kami harus melawan aturan Gereja sekalipun. Semoga para gembala kami sadari pentingnya pilihan tindakan mereka demi menyelamatkan hidup umat, dan bukan demi pentingnya menyelamatkan peraturan pastoral. Amin.

Copyright @ Ledalero, 4 April 2011, by Anselm Meo SVD

No comments:

Post a Comment