Sabtu, 28 Januari 2012
Bacaan : Keb
7:7-10.15-16 dan Mat 23:8-12
Warta gembira yang disampaikan Yesus Tuhan hari ini mengingatkan kita semua demikian, “Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu.”(Mat 23:8-12)
Ajakan ini bukan hanya khas untuk yang beriman akan Yesus Kristus sebagai Tuhan, tetapi saya kira juga merupakan prinsip yang dalam ilmu kepemimpinan, paling kurang yang saya perkenalkan kepada para mahasiswa saya yang mengikuti kuliah kepemimpinan pastoral. Secara organisatoris, kita tahu bahwa pemimpin memang adalah yang terbesar, dan berada pada tingkat paling atas kelompoknya. Namun jika menelaah karakter tugasnya sebenarnya mereka berarti karena mereka terlibat dalam pelayanan,dalam melayani orang yang berada dalam tanggung jawabnya: orangtua terhadap anaknya, guru terhadap muridnya, pemerintah terhadap rakyatnya, dan tentu juga pastor terhadap umatnya.
Siapapun kita, kalau bercermin pada sabda Tuhan di atas, bila kita adalah orang yang memegang kendali pengaruh atas orang lain dan orang banyak, akhirnya wajib ingat bahwa kita diberi tugas memimpin bukan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya bagi diri kita, tetapi memberi keuntungan sebesar-besarnya bagi mereka.
Tugas ini tentulah tidak ringan. Kita butuh kebijaksanaan, yang hemat saya adalah sebuah pemberian dan anugerah dari yang di atas.Kata kitab kebijaksanaan hari ini, “Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa." Kalau sudah begini, pemimpin mau tak mau harus mengandalkan roh kebijaksanaan dari yang di atas, dari Tuhan. Pemimpin hendaklah menjadi seorang yang mengandalkan Allah, seorang beriman.
Mari kita menjalankan tugas memimpin ini sebagai seorang yang beriman. Selamat memimpin sebagai seorang beriman.
Copyright @ Ledalero, 27 Januari 2012, by Ansel Meo SVD
No comments:
Post a Comment