Selasa, 8 Mei 2012
Bacaan :
Kis 14:19-28;
Yoh 14:27-31a
![]() |
Add caption |
Dalam banyak kesempatan kunjungan ke stasi-stasi di akhir pekan, saya suka bermalam di sana, dan mengunjungi keluarga-keluarga yang berkumpul bersama dalam komunitas basis mereka. Ada doa, ada makan bersama dan tentu juga cerita bersama. Karena kebanyakan mereka adalah petani sederhana, saya suka memanfaatkan kesempatan bertemu itu untuk bertanya tentang usaha tani mereka dan tanaman-tanaman serta ternak di tempat mereka. Dan selalu saja, saya syeringkan hal yang saya pahami, saya buat tentang cara bertani yang bisa meningkatkan usaha tani mereka.
Demikian juga peristiwa semalam ketika merayakan misa arwah di wilayah paroki Nele, kami juga berbagi cerita. Apa ungkapan hati mereka? "Syukur kami datang malam ini, kami bisa dengar dan tahu kemana kami bisa mendapatkan informasi untuk mengembangkan pertanian organik dan ikan lele bersama OMK kami!"
Ini cuma sebuah pertemuan yang mungkin kebetulan buat mereka. Bak gayung bersambut. Mereka berusaha, kami juga berusaha, tapi bahwa bisa bertemu dan bersatu dalam rencana aksi untuk sesuatu yang diperjuangkan bersama, butuh momentum dan orang-orang yang terlibat dalam momentum itu. Bukan tidak mungkin peristiwa dan momentum macam inilah yang memberikan kekuatan untuk membangun komitmen.
Yesus dalam Injil hari ini bicara juga tentang momentum dan kehadiran yang menguatkan yang sangat "khas" dariNya. Ia bersabda, “Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu.[...] Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang
dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa
Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang
diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yoh
14:27-31a)