Renungan Harian Sabda Allah bersumber pada Bacaan Liturgis gereja untuk mendampingi perjalanan dan pelayanan harian

Friday, December 3, 2010
Teks: Yes 30:19-21,23-26; Mat 9: 35-10:1.6-8
”Tuhan akan mengasihi engkau”. Inilah janji Yesaya untuk kaum Yerusalem. Yesaya memperkenalkan Allah yag tidak pernah meninggalkan manusia, Allah yang memberikan jalan bagi kehidupan, Allah yang tampil sebagai cahaya, Allah yang membalut luka-luka manusia. Allah yangberpihak kepada mannusia ini nyata dalam Yesus dan cara hidupNya. Yesus itu bernama Belaskasihan, karena Ia menjadikan belaskasih sebagai pokok hidupnya: mengajar, menyembuhkan, membangkitkan yang mati. Inilah tanda nyata belaskasih Yesus. Belaskasih ini mengingatkankita bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, Ia sedang datang ke tengah-ke tengah kita. Kerajaan Allah itu mau merasuki diri, hidup dan karya kita. Jika Advent adalah menantikan kedatangan Yesus yang Berbelaskasih, maka tindakan kemurahan dan cinta mewarnai hari-hari Advent. Semoga Advent kita tidak pernahmenjadi sia-sia.
Copyright@ Ledalero, 4 Desember 2010, by: P. Bernard Hayon, SVD
Teks: 1 Kor 9:16-19.22-23; Mrk 16:15-20
Menghayati dan menghidupi misi berarti ikut serta dalam mendekatkan diri dan orang lain pada Allah. Allah didekati dan dialami juga dalam SabdaNya. Firman Tuhan adalah suluh bagi jalan dan pelita yang menerangi hidup. Setiap orang Kristen yang mengakui Allah da percaya kepada Kristus serentak menghidupi jiwa seorang misionaris dalam dirinya: hidup dari Sabda, percaya akan Sabda dan mewartakan Sabda.
St. Fransisikus Xaverius yang kita rayakan pestanya setiap tanggap 3 Desember adalah seorang misionaris sejati. Ia meninggalkan daerahnya di Perancis menuju Goa-India, tetapi kemudian ke Makasar, Ternate dan Ambon. Di daerah ini kecintaan Fransisikus akan tugasnya sebagai pewarta Sabda dan memeprkenalkan Kristus adalah sebuah kegembiraan. Ia mempermandikan banyak orang, mengantar komunio untuk orang sakit, merayakan sakramen-sakramen, melatih umat dengan nyanyian berdasarkan teks Kitab Suci. Tentang jerih payahnya di tanah misi ini, ia hanya berucap ”Syukur Kepada Allah”. Pernyataan ini memperlihatkan kegembiraandan keiklasan seorang peziarah misioner. Fransiskus menghayati apa yang menjadi seruan dan spiritualitas Paulus dalam bacaan pertama hari in: Adalah keharusan bagiku untuk memberitakan Injil; Dan apakah upahku? Upahku adalah bahwa aku tidak mempunyai upah. Karena bukan kehendakku dalam mewartakan Injil, tetapi kehendak Allah sendiri. Allah turut bekerja di dalamnya.
Spiritualitas Paulus dalam pewartaan Injil ini menjadi satu sukacita bagi setiap pengikut Kristus. Karena Yesus ketika bangkit dan memberi tugas perutusan: Pergilah dan beritkanlah Injil. Dan tanda-tanda pengusiran setan, penyembuhan dan kesanggupan dalam berbicara dan berbahasa adalah tanda Allah turut bekerja dalam diri kita sebagai misionaris.
Semoga Advent membantu mengingatkan kita untuk sadar sudahkah saya tampil sebagai misinaris, hidup dari Sabda Allah, karena yakit Allah turut bekerja di dalamnya?
Copyright@ Ledalero, 3 Desember 2010, by: P. Bernard Hayon, SVD
Pekan I Advent
Teks : Yes 26: 1-6, Mat 7: 21-27
Mempercayakan diri kepada Tuhan adalah salah satu cara membangun sikap hidup selama masa Advent. Yesaya mengajak kita untuk mengarahkan pandangan kepada Dia yang akan datang, Ia yang membawa pembebasan dan keadilan. Orang yang tinggi hati atau sombong akan Dia turunkan dan orang yang dianggap hina dan rendah akan ditinggikan. Ia hendak memperlakukan semua orang secara benar dan adil. Rencana keselamatan dari allah seperti ini menghantar kita untuk memperbarui cara hidup kita, termasuk sikap membangun kepercayaan kepada Allah. Kepercayaan yang teguh kepada Allah ini dilukiskan Yesus dengan mengemukakan dua sikap dasar:
Kita diajak mendengar dan melakukan firman Allah. Firman adalah daya yang menghidupkan dari Allah. Dengan SabdaNya Allah menciptakan segala sesuatu. Dengan SabdaNya Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir setan-setan. Keyakinan akan Sabda yang berdaya cipta ini diumpamakan Yesus dengan orang yang membangun rumah di atas wadas, batu yang kokoh agar tiang bangunan berdiri teguh. Jika kita tidak sanggup membagun dasar hidup kita dalam Allah, maka kita bagai orang yang membangun rumah di atas pasir. Ini bukan sikap dasar yang benar. Ini sikap kemalasan dalam membangun semangat hidup rohani.
Advent membantu kita untuk berusaha mendalami Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, bukan cuman berteriak minta tolong, menyebut nama Tuhan tapi tidak menghidupi Sabda Tuhan.
Copyright@ Ledalero, 2 Desember by P. Bernard Hayon SVD
Wednesday, December 1, 2010
15. SEMUA ORANG BISA MENGALAMI KESELAMATAN
Pekan I Masa Adventus
Bacaan : Yes, 25, 6-10 dan Mat, 15, 29-37

Tentang harapannya akan kehidupan dan masa depannya, saya selalu meneguhkannya demikian, "Tuhan yang kita sembah sesungguhnya esa dan tak pernah memisahkan kita. Kudoakan agar Tuhan memberikan tuntunan dan pilihan yang terbaik bagimu, bagi hidupmu, bagi masa depanmu, juga setelah orang yang paling kamu sayangi mendahuluimu. Kita akan bertemu selalu dalam Tuhan."
Bacaan liturgi hari ini bicara tentang kenyataan bahwa semua orang akan berkumpul di gunung Tuhan dan mendapatkan perjamuan yang disediakan Tuhan bagi semua bangsa. Itulah warta yesaya dalam bacaan pertama. Warta Yesaya ini juga dipenuhi dalam diri Yesus, juga dalam bacaan Injil hari ini. Bahwa karena Dia semua orang tanpa kecuali berkumpul bersama Dia, mereka mengimaninya dan karenanya mereka mengalami kesembuhan dan pemenuhan kebutuhan hidup dan kerinduan masa depannya.
Sebuah harapan yang menguatkan hati siapa saja yang mengenal dan mencintai Allah, tak peduli dari aliran agama mana, tak peduli ia berasal dari bangsa mana. Allah dan kehadiranNya memberikan keselamatanNya bagi semua. Tentu kalau manusia, kita mau mencari Dia ke manapun kita berada.
Apakah kita percaya akan rahasia kehadiran Allah dan tawaran keselamatanNya. Saya percaya bahwa kita smua tanpa kecuali seyogyanya selalu membawa pengalaman akan berkat Allah semakin dekat dengan orang yang kita jumpai dan menolong orang yang kita temui untuk memiliki harapan akan masa depan yang pasti bersama Allah. Ini sesungguhnya isi adventus yang tengah kita jalani sekarang.
Marilah kita berdoa, Tuhan Yesus, bersama Engkau orang alami damai, kesembuhan dan keselamatan. Semoga kami dalam karya dan cara berada kami, membuat orang lain bisa mengalami Engkau sebagai Allah yang dekat dan berpihak kepadanya. Amin
14. MENYEBARKAN SIKAP DAN KEMURAHAN ALLAH
Pekan I Masa Adventus
Bacaan : Rom 10: 9-18, Mat 4: 18-22

Kita semua adalah murid Yesus, oleh karena rahmat pembabtisan. Dengan pembabtisan, Allah memanggil kita untuk tinggal bersama Dia dalam keakraban. Ia memanggil dan memilih kita karena kemurahan hatiNya, supaya nama dan sikap kemurahan Allah semakin tersebar.
Bagaimana kepercayaan itu kita manfaatkan? Bagaimana rahmat itu kita hidupi? Semoga kita tidak mengecewakan Dia.
Monday, November 29, 2010
Sunday, November 28, 2010
13. BERHARAP, BERTOBAT DAN BERIMAN
Senin, 29 Nopember 2010
Pekan Adven I
Teks: Mat 8: 5-11
Tuhan, datanglah segera karena hambaku hampir meninggal
Aku tidak layak menerima Tuhan di rumahku
Katakan sepatah kata maka hambaku aka sembuh
Ini tiga kalimat inti yang keluar dari mulut hamba seorang perwira. Tiga kalimat inti ini memperlihatkan tiga sikap kunci: berharap, bertobat, beriman.
Pertama: berharap. Dalam sikap berharap, bukan diri saya yang menjadi dasar, tetapi oran glain. Orang lain adalah penyokong, penopang. Dalam sikap berharap tercermin keterbukaan danpengakuan akan oran glain. Orang yang berharap mencari Allah dan meletakan harapannya kepada Allah. Hamba Perwira itu mengakui Yesus, maka ia datang dan membawa persoalannya kepada Yesus.
Kedua: bertobat. Aku tidak layak menerima Tuan di rumahku. Rumah tidak sekedar tempat tinggal. Rumah adalah hidupku, siuasiku. Ketika si hamba katakan ia tidak layak menerima Yesus di rumah, dia sadar akan situasi hidupnya sebagai orang yang berdosa, situasi rumah yang porak poranda, yang tidak harmonis untuk menerima kehadiran Tuhan yang mulia. Ia masuk dalam situasi penyesalan dan tobat. Hanya orang yang menyesal mengakui kesalahannya secara jujur dan maubertobat.
Ketiga : Beriman. Harapan membangun tobat dan tobat ini menghantar kepada iman: Tuhan katakan saja sepatah kata maka hambaku akan sembuh. Inilah satu pengakuan dan iman yang lahir dari sikap harapan dan tbat.
Kita temukan ada tiga kata kunci dalam Sabda Tuhan hari ini: harapan, sesal dan tobat lalu iman. Adakah kita menghidupi ketiga kata kunci ini dalam hidup kita?
Copyright © Ledalero, 28 Nopember 2010, by P. Bernard Hayon, SVD