Renungan Harian Sabda Allah bersumber pada Bacaan Liturgis gereja untuk mendampingi perjalanan dan pelayanan harian

Friday, November 25, 2011
50. Berjaga dan Bergegas Menyambut Tuan Rumah
Saturday, June 18, 2011
47. Milikilah Kegembiraan Dalam Hati Karena Allah Kita
Wednesday, April 6, 2011
46. MEMBERIKAN KESAKSIAN MELALUI PEKERJAAN DAN KARYA KITA

Tuesday, April 5, 2011
45. BEKERJA BERSAMA ALLAH UNTUK MENGHIDUPKAN

Monday, April 4, 2011
44. PERLU ORANG UNTUK BAWA DIA KE AIR HIDUP

Saturday, February 19, 2011
Kita milik Allah, maka pilihanNya harus jadi pilihan kita
HARI MINGGU BIASA VII, THN A
Bacaan: Im.19,171-18, Mt 5,38-48.
Udara sejuk Kalikasa memang membuat saat ngobrol menjadi saat menyenangkan. Malam yang semakin larut tak menyurutkan semangat kami untuk berbagi. Apalagi Pak Willem yg menemaniku adalah seorg teman ngobrol yang simpatik.
Banyak hal kami bahas. Mulai dari soal tani, ternak, pastoral hingga teologi. Tentang tanah misalnya, saya berbagi ttg sikap kita terhadapnya dan bgmana tanah bisa mengundang kita berefleksi tentang Allah.
'Tanah itu seperti rahim. Dia pada waktunya akan menerima kita semua tanpa pilih kasih. Lewat tanah kita akan dihantar kepada Allah, yg merangkul semua kita sbg milik yg dikasihiNya.' kataku dlm obrolan kami semalam.
Bacaan pada hari minggu ini jga menyuguhkan aspek pengajaran Yesus tentang sikap dan sifat Allah yg rahim ini. Penginjil bilang, 'kasihilah musuh dan berdoalah... Karena kamu anak-anak Bapa yg menerbitkan matahari, menurunkan hujan, bagi yg baik maupun bagi yg jahat.'
Kita mengimani Allah yg rahim ini. Allah yg mencintai semua kita tanpa syarat. Allah inilah yg meminta kita untk mengasihi semua, hingga musuh kita. Allah kita spt rahim bumi, yg walau kita meracuni, merusaknya, akan tetap merangkul kita semua ketika saat itu tiba.
Tuhan yg rahim, semoga spt Engkau dan spt ibu pertiwi, kami menerima semua, mendoakan semua, dan merangkul mrk sbg saudara. Amin.
Copyright @ Kalikasa, 19 Pebruari 2011, by Ansel Meo SVD
Tuesday, February 1, 2011
42. MEREKA MEMPERSEMBAHKAN
Monday, January 31, 2011
41. TERARAH PADA YESUS
Saturday, January 29, 2011
40. MULAI DENGAN BERTANYA 'SIAPA NAMAMU'?
39. MEMILIH HIKMAT DAN PILIHAN ALLAH
Friday, January 28, 2011
38. PEDULI DAN PERCAYA

38. PEDULI DAN PERCAYA

Wednesday, January 26, 2011
37. KEKUATAN HIDUP YANG DAHSYAT DARI SEBUTIR BENIH

36. YANG SUDAH PUNYA AKAN DIBERI LAGI
Tuesday, January 25, 2011
35. PERTAMA-TAMA KATAKANLAH "DAMAI ATAS RUMAH ITU"

Monday, January 24, 2011
34. WARTAKANLAH INJIL KEPADA SEGALA MAKHLUK!
Pesta Pertobatan Santu Paulus Rasul
Bacaan : Kis 22, 3-16 dan Mk. 16, 15-18

Dalam kesempatan makan itu, teman saya bilang, "Teman, saya tadi hadiri sebuah kesempatan pendampingan untuk penyadaran kelompok umat di Solot, Nita. Dan setelah mengaku ... saya masih bilang mereka, "Dosa-dosa kita masih terlalu banyak yang belum kita akui." "Masa begitu pastor, kami rasa dosa sudah kami akui semuanya." Pastor muda ini lalu menyentil, "bagaimana perlakuan kita kepada tanah, kepada air, kepada lingkungan yang telah memberikan kita kemungkinan untuk hidup? Kita banyak melakukan dosa kepada mereka ini, sehingga pada gilirannya mereka menjadi ancaman bagi hidup kita."
Sebuah pewartaan dan ajakan yang sederhana namun telah menggugah kesadaran para petani sederhana untuk peduli dengan alam lingkungannya sebagai bahagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia. Dan dalam kerangka yang lebih besar, ajakan yang sederhana ini merupakan bahagian integral dari usaha kita semua untuk berbagi khabar gembira kepada segala makhluk ciptaan Tuhan, sebagaimana pewartaan bacaan kudus pada Pesta Pertobatan Santu Paulus hari ini.
Suruhan Yesus hari ini, "Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil kepada segala makhluk" sebenarnya memiliki implikasi ekologis, sebuah ajakan untuk menaburkan dimensi keselamatan melalui pewartaan dan pelayanan pastoral kita juga untuk menjangkau kehidupan makhluk yang melingkungi hidup manusia, terutama alam lingkungan kita.
Maka seperti kata teman pastorku dalam cerita di atas, pesta pertobatan Santu Paulus hari ini seyogyanya membuat kita juga meneliti bagaimana kita telah membawa keselamatan Allah kepada lingkungan hidup kita, kepada tanah, kepada air, kepada makhluk hidup lainnya di sekitar kita. Rupanya kita masih harus bertobat kalau kita menyadari sikap kita terhadap alam.
Tuhan Yesus, semoga kami bertobat juga dari ketidakpedulian kami terhadap alam lingkungan hidup kami, karena kepada segala makhluklah kamu juga harus menyebarkan khabar gembira dan keselamatanMu. Amin.
Saturday, January 22, 2011
33. MENGKLARIFIKASI PERSOALAN DENGAN PENUH CINTA
Minggu Biasa Ke III
Bacaan : Ibr. 9,15.24-28 dan Mk. 3, 22-30

Yesus dalam Injil juga mengalami bagaimana 'para ahli Taurat' turun dari Yerusalem, dengan segenap kekuatan dan pengaruh yang ada pada mereka untuk melawan Dia dan hendak mengambil Dia. Mereka menuduh Dia dan gerakan serta semua karyaNya sebagai suatu yang tidak waras, tidak sejalan dengan semangat mereka, tidak sehaluan dengan mereka. Tuduhan yang digunakan juga tidak main-main, "Yesus kerasukan Belzebuul", satu tuduhan yang sebenarnya mengena pada apa yang menjadi inti dan perjuangan agama dalam melawan kuasa kegelapan serta setan yang menguasainya.
Tapi apa yang Yesus lakukan? Di sini kita temukan satu sikap yang terpuji dan patut dikembangkan sebagai contoh. Yesus tidak hilang dan melawan mereka. Ia memanggil mereka, semua orang yang melawanNya Ia panggil untuk mendengarkanNya dari dekat, menyaksikan karyaNya dari dekat, dan lebih dari itu memperingatkan mereka dengan keras, "Tindakanmu menghujat orang yang bekerja dengan kekuatan Allah dan daya pengaruh RohNya sama artinya dengan menghujat Allah dan Roh yang bekerja di dalamNya. Dan itu tidak terampunkan. Anda menyiapkan kebinasaan bagi dirimu, bagi karyamu dan masa depanmu sendiri."
Satu sikap yang saya yakini juga sebagai tepat. Bahwa berhadapan dengan tuduhan, fitnahan, komplotan yang dijalankan untuk melawan sebuah keberpihakan yang kita jalankan demi banyak orang, seharusnya bukan dengan menyebarkan fitnah lainnya, tetapi dengan terus bekerja dalam diam, dan membiarkan mereka yang melawan kita melihat, menilainya dan diperingatkan secara keras oleh karya itu sendiri. Yang seperti ini memang karya cinta. Kalau Tuhan di pihak kita, kenapa kita takut dan mundur.
Tuhan Yesus Kristus, memang tidak gampang memiliki keberanian dan sikap seperti Engkau. Tapi kami melihat seperti Cahaya di ujung Terowongan, bahwa amat penting juga memberikan klarifikasi dengan penuh kasih kepada yang menentang kami. Amin
Friday, January 21, 2011
32. MENGHANTAR ORANG UNTUK MELIHAT TERANG
Hari Minggu Biasa ke III, Tahun A
Bacaan : Yes, 8,23b 9,3, 1 Kor 1, 10-13.17 dan Mt.4,12 - 23

Begitulah kira-kira tempat yang disebutkan dalam Kitab Suci dalam bacaan-bacaan pada hari Minggu Biasa ke III hari ini. Bacaan-bacaan hari ini menyebut secara jelas tanah Zebulon, tanah Naftali, jalan ke laut daerah seberang sungai Yordan" sebagai wilayah yang orang-orangnya diam dalam kegelapan, akrab dengan bencana, masalah, dan karenanya bukan tidak mungkin kepada mereka juga dikenakan sebutan 'orang bermasalah'. Menyebut mereka dengan gelar seperti ini juga memang menciptakan beban. Orang yang mendatangi mereka juga akan terkondisi dengan gambaran dan cap yang negatip. Sunggguh nasib malang, kata orang.
Bagaimana gambaran mereka dalam pandangan Tuhan? Persis inilah yang menantang cara berpikir dan logika kita dalam berpastoral dewasa ini. Dan saya menjadi tersipu malu juga kalau harus mengingat kata-kata ini, "jalanKu bukan jalanmu, caraKu bukan caramu." Sungguh sebuah kritikan tajam bagi kegerejaan kita sekarang ini, yang sering sekali para pastor atau pemimpinnya menghukum orang, kelompok, wilayah yang dicap bermasalah dengan tidak memberikan pelayanan pastoral yang merupakan haknya. Belum lagi hanya menuntut mereka ini bayar iuran ini itu, tapi jangan harap memberikan pelayanan pastoral kepada mereka. Belum lagi kalau pelayan pastoral ini menghukum orang atau kelompok ini, karena mereka ada ikatan dengan orang dan kelompok seperti SVD atau biara lainnya yang pernah melayani mereka sebelumnya, sehingga segala yang berbau SVD harus dihilangkan. Ini yang payah, dan malang.

Bukankah logika Gereja dan para pelayan pastoralnya sekarang justru seharusnya mengikuti logika dan cara Tuhan? Dan bacaan hari ini bilang, "... mereka telah melihat Terang yang besar". Bagi mereka "telah terbit Terang".
Sudah saatnya kita mengusahakan agar yang bermasalah bisa melihat terang. Dan Terang itu bukan pada diri kita, pada kehendak kita, tapi pada DIA yang menghendaki keselamatan buat semua, terutama bagi yang bermasalah.
Tuhan Yesus Kristus, semoga hari ini kami sungguh menjadi orang yang bisa memungkinkan orang lain melihat Terang, bukan menjadi penghalang yang membuat orang tidak bisa melihat dan menikmati Terang dan Keselamatan yang datang dariMu sendiri. Amin
31b. BETAPA MULIANYA DARAH KRISTUS !
Sabtu, 22 Januari 2011
Bacaan : Markus 3:20-21; Ibr 9:2-3, 11-14)
Pertama kali saya mendengar pewarta Sabda mengatakan betapa mulianya darah Kristus yang menyelamatkan kita saya sendiri merasa bingung karena tidak mengerti. Mengapa darah dianggap mulia? Kemudian saya sadar bahwa saya berada di luar konteks. Pembicaraan tentang darah Kristus mesti ditempatkan dalam konteks religius. Salah satu urusan agama adalah mengadakan ritus penghapusan dosa. Hal ini dikenal oleh banyak agama di dunia ini, termasuk agama Yahudi. Dalam berbagai ritus agama asli, unsur darah juga memainkan peran penting. Ada praktek bahwa darah binatang yang dibunuh seperti darah ayam, babi dan kambing atau sapi dicurahkan atau dioleskan ke atas batu keramat atau di sekeliling tiang agung. Dengan mengurbankan darah seperti itu, para pelaku dan partisipan ritus merasa telah melakukan sesuatu yang baik demi mencapai apa yang mereka niatkan. Yudaisme sendiri mengajarkan bahwa dosa bangsa Israel bisa dihapus bila mereka mempersembahkan darah anak domba atau anak lembu di kenisah. Ada juga aturan untuk menggunakan debu hasil pembakaran anak lembu untuk ritus penghapusan dosa.
Dalam bacaan I pagi ini, penulis Kitab Ibrani memuji darah Kristus sebagai mulia dalam perbandingan dengan darah binatang dalam berbagai agama yang diyakini bisa menghapus dosa manusia. Memang darah Kristus yang dikurbankan dengan rela hati, tanpa itikad jahat di dalamnya, apalagi darah dari Putera Allah sendiri, sudah pasti akan jauh lebih suci dan berdaya untuk menebus dosa-dosa kita. Kristus mengurbankan diri sehabis-habisnya dalam ketaatan kepada kehendak Bapak untuk menyelamatkan manusia. Karya penyelamatan-Nya ini terlaksana, bukan dengan mengurbankan darah binatang melainkan darah-Nya sendiri, hidup-Nya sendiri. O, betapa mulianya darah Kristus yang suci!
Setiap kali kita merayakan ekaristi atau misa darah Kristus yang berdaya menebus ini dihadirkan lagi secara baru oleh para imam berkat campur tangan Roh Kudus. Masih ragukah kita bahwa darah Kristus menyelamatkan kita? Masih percayakah kita akan tubuh dan darah Kristus yang kita terima dalam setiap perayaan ekaristi? Semoga Tuhan menolong kita untuk semakin beriman dan menimba kekayaan rohani yang melimpah dari ekaristi!
Copyright, Ledalero, 22 Januari 2011, by Antonio Camnahas, SVD.